Tulisanmu adalah pribadimu. Bahasamu
adalah cerminan akhlakmu. Selain dua kalimat pepatah tersebut masih
banyak lagi pepatah-pepatah yang berkaitan dengan bahasa dan lisan.
Ketika kita bertatap muka secara
langsung, akan menilai seseorang dari gaya bahasa dan tata bahasa yang
digunakan. Pun demikian ketika membaca sebuah tulisan hasil karya orang lain,
maka kita akan menerka-nerka seperti apa sang penulis. Apakah orangnya serius,
suka humor dan lain sebagainya.
Terkait dengan sebuah pertanyaan
dari seorang sahabat dalam postingan saya yang berjudul 5 Hal Penting Dalam Membuat Blog, tentang gaya bahasa
yang pantas digunakan dalam menulis sebuah artikel di blog. Apakah gaya bahasa
formal atau non formal (slenge-an).
Pertanyaa tersebut sudah saya
jawab juga dalam postingan tersebut. Tapi rasanya saya ingin membahas lebih
dalam lagi tentang gaya bahasa dalam
menulis artikel.
Sebelum kita memutuskan untuk
menggunakan gaya bahasa apa yang akan kita gunakan, setidaknya kita harus
memperhatikan 2 hal di bawah ini :
1. Materi atau Tema Artikel
Bahasa dalam mengantarkan materi
yang satu tentu akan berbeda dengan materi yang lainnya. Misal kita akan
membahas materi yang bersifat ilmiah, tentu akan kurang pas kalau kita
menggunakan bahasa alay. Tapi lain
halnya kalau kita membahas tentang pernak-pernik dunia anak muda, tentu gaya
bahasa formal atau resmi tentu akan sangat membosankan.
2. Segmentasi Pembaca
Siapa pembaca artikel kita? Itu yang
harus kita pikirkan. Segmentasi pembaca tentu berkaitan langsung dengan materi
artikel yang kita sajikan. Misal, kita menyajikan artikel-artikel yang bersifat
ilmiah, tentu segmentasinya adalah para professional, para ilmuwan dan para
mahasiswa atau pelajar. Biasanya mereka tidak sekedar membaca, tapi juga
mengcopy secara utuh artikel kita untuk dijadikan bahan referensi. Nah, tentu
kita akan merasa kasihan kalo artikel yang dijadikan referensi oleh mereka
mengandung bahasa-bahasa yang tidak baik dan benar.
Nah, itu adalah pembahasan
tentang gaya bahasa dalam menulis artikel. Tapi tentu semuanya akan
kembali kepada masing-masing penulis atau blogger itu sendiri. Karena ada yang
merasa nyaman menggunakan bahasa gaul
meskipun materi yang disampaikan bersifat resmi atau sebaliknya menggunakan
bahasa resmi meskipun materinya bersifat non formal.
Apapun gaya bahasamu, yang
penting terus berkarya. Maju terus Blogger Indonesia.