Ada-ada aja bangsa Indonesia ini, saya sebagai bagian dari bangsa yang besar ini terkadang merasa geli juga melihat ulah para penghuni negeri ini. Kalau ada aksi sosial demi membantu kaum lemah mungkin itu sudah sewajarnya. Contoh saja aksi penggalangan dana melalui pengumpulan koin untuk Prita dan Bilqis. Itu menunjukkan betapa anak bangsa ini memiliki keterikatan persaudaraan yang erat. Meskipun tidak pernah bertemu secara langsung, dan tidak tahu keadaan sebenarnya Prita dan Bilqis tapi koin-koin untuk membantu mereka dapat terkumpul dengan jumlah yang fantastis.
Di awal tahun 2011 ini kembali terjadi penggalangan dana melalui aksi pengumpulan koin. Namun kali ini ada yang tidak wajar, koin tersebut bukan untuk menyumbang kaum lemah, melainkan untuk menyumbang orang nomor 1 di Indonesia yakni Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ha...ha… sekilas geli mendengarnya, ada presiden disumbang koin. Tapi kalau melihat tujuan utama dari penggalangan dana ini saya merasa sedih. Tujuan utama dari aksi ini adalah merupakan sindiran pedas bagi orang nomor 1 di Indonesia tersebut. Mungkin dengan kata lain, Presiden Indonesia sudah jatuh miskin, tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan hidupunya sehingga perlu dibantu dengan sejumlah koin yang dikumpulkan dari para rakyat jelata.
Sedih, sebagai anak bangsa melihat pemimpin bangsanya kok malah dicemooh oleh rakyatnya sendiri. Tanpa memihak siapapun dan menyalahkan siapapun, ini hanya merupakan refleksi dari perasaan jiwa yang merasa terpanggil untuk ikut bersuara, meskipun suara ini mungkin hanya cukup terdengar oleh jiwa saya sendiri. Kenapa bangsa ini menjadi bangsa yang nyeleneh dan pandai sekali saling menghina dan menyindir.
Sebagai presiden, yang tentu adalah manusia biasa juga seperti kita. Apakah salah menyampaikan suara hatinya, meskipun itu memang tidak tepat dilakukan oleh orang besar seperti beliau. Seharusnya beliau mempu meredam gejolak jiwanya, sehingga tidak keluar kalimat yang kahirnya menyudutkan dirinya sendiri. Seorang pemimpin bangsa identik dengan pribadi patriotisme, rela berkorban tanpa mengharap pamrih. Tapi dengan kalimatnya tersebut, telah menurunkan nilai patriotisme yang dimiliki oleh seorang pemimpin bangsa.
Ah itu sudah terjadi, sehingga menimbulkan bebagai tanggapan baik pro maupun kontra. Termasuk tanggapan yang saya anggap nyeleneh, yaitu aksi penggalangan koin untuk disumbangkan kepada Presiden. Kalau dilihat balik, curhatan peresiden tentang gaji presiden yang tidak naik dalam kurun waktu 7 tahun juga curahatan nyeleneh yang keluar dari seorang Presiden, maka tak aneh kalau akhirnya tanggapannya juga tanggapan nyeleneh. Nah akhirnya bangsa Indonesia sukses menjadi bangsa yang nyeleneh.
Lihat berita dari liputan 6 dot com. http://berita.liputan6.com/ibukota/201101/318184/Anak.anak.Sumbang.Koin.untuk.Presiden